Lima Pertanyaan Seputar Perencanaan Pembelajaran

Dalam merencanakan pembelajaran, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan guru dan siswa untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Kita dapat membuat sekurangnya 5 pertanyaan sebelum membuat suatu perencanaan pembelajaran.

Apakah pernyataan “Perencanaan dalam setiap kegiatan melibatkan komponen dalam kegiatan tersebut” berlaku dalam

Rubrik Pendidikan · Majalah 1000guru
Rubrik Pendidikan · Majalah 1000guru

perencanaan pembelajaran? Bagaimana tinjauan dari aspek guru dan siswa?

Jawab: Sama halnya pada setiap perencanaan, semua komponen tentu terlibat dalam kegiatan tersebut. Begitu pula dalam perencanaan pembelajaran. Guru sebagai penyampai pelajaran memiliki multiperan seperti penulis skenario, aktor, sekaligus sutradara dalam pembelajaran yang dilaksanakannya.

Dari aspek guru, yang harus ditampilkan dalam pembelajaran setidaknya dapat terkondisikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Ketersediaan waktu menjadi penentu agar pembelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Dalam kata lain, indikator ketercapaian kompetensi telah terukur dan mampu menggambarkan tingkat kepahaman dari peserta didik. Guru harus mampu mengajak siswa tertarik dengan pelajaran yang diberikan melalui inovasi kreatif dalam mengajar, misalnya penggunaan metode anjangsana (kunjungan) ke objek yang terkait dengan materi ajar.

Dari aspek siswa, komponen pembelajaran yang dibutuhkan siswa setidaknya telah tersedia media pembelajaran yang menarik dan relevan dengan materi ajar yang sedang diberikan. Kesesuaian ini akan menumbuhkan motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada akhirnya siswa akan dengan mudah menyerap pelajaran yang sedang diberikan. Sehingga pembelajaran yang dilaksanakan berjalan dengan efektif karena mampu mengarahkan siswa untuk paham dengan materi pelajarannya.

Bagaimana perencanaan pembelajaran yang ideal menurut tuntutan kurikulum yang berlaku?

Perencanaan yang ideal menurut tuntutan kurikulum tentunya telah memenuhi kriteria yang harus dilakukan dalam pembelajaran. Sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku, perencanaan setidaknya meliputi tiga hal pokok, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, kemudian penutup. Dalam satu paket perencanaan tersebut telah tergambarkan model pembelajarannya dengan jelas. Kemudian di dalam strategi hingga taktik mengajar juga telah disebutkan pada rencana pembelajarannya.

Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru Profesional” menyebutkan persiapan mengajar yang baik harus memenuhi kriteria:

  • Materi dan tujuan mengacu pada garis besar program pengajaran.
  • Proses belajar mengajar menunjang pembelajaran aktif dan mengacu pada analisis materi pelajaran.
  • Terdapat keselarasan antara tujuan, materi dan alat penilaian.
  • Dapat dilaksanakan.
  • Mudah dimengerti/dipahami.

Dalam perencanaan pembelajaran hal yang perlu ditampilkan pertama kali adalah Standar Kompetensi (SK). Selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD) sebuah topik, dari topik yang akan dibahas kemudian ditentukan pula indikator yang akan dicapai. Berikutnya menyebutkan tujuan pembelajaran yang seterusnya diberikan gambaran/deskripsi singkat materi yang akan disampaikan. Kemudian menyebutkan pendekatan dan metode yang akan dipakai. Sedangkan didalam kegiatan inti hingga kegiatan akhir menyebutkan taktik yang akan dilakukan meliputi membuka dengan doa, menyampaikan materi pertemuan selanjutnya serta doa penutup. Dibagian akhir disebutkan pula sumber ajar, alat, media, teknik penilaian, bentuk penilaian, intrumen dan kriteria penilaian.

education-500_06

Apakah strategi yang tepat dapat mengembangkan intelektual peserta didik?

Jawab: Kemampuan intelektual peserta didik dapat terasah dengan pemilihan strategi belajar yang tepat. Hal seperti ini didahului oleh motivasi dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran. Motivasi dan semangat siswa pertama kali akan muncul apabila guru dapat menyampaikan materi ajar dengan menarik. Misalnya dengan pemilihan media belajar, teknik mengajar, dan metode pembelajaran yang menyenangkan siswa. Pembelajaran yang baik berupaya mengarahkan siswa untuk dapat mengeksplor pengetahuannya berdasarkan hal terkecil yang pernah ia temui, misalnya siswa diajak untuk menggambarkan sebuah kenampakan fisik suatu objek yang pernah ia temui. Dengan demikian pengetahuan siswa akan berkembang.

Guru tidak seharusnya memaksa peserta didik yang agak lamban dalam belajar agar serta merta mengikuti proses pembelajaran disekolahnya. Guru juga jangan menghambat peserta didik yang jenius untuk berhenti menunggu pasif teman-temannya yang masih jauh di bawahnya. Dari sini ada penekanan agar guru tetap memperhatikan tingkat kemampuan peserta didik dalam menyerap materi ajar.

Dewasa ini muncul pendidikan yang berorientasi pada kebebasan individu dengan mengeksploitasi kemampuan peserta didik atau pihak yang berkepentingan (misal orang tua). Bagaimanakah sebaiknya?

Jawab: Pendidikan yang demikian itu memiliki tujuan agar peserta didik mampu memahami sebuah materi ajar dengan mendalam. Dalam kaitan ini muncul upaya kreatif dengan sendirinya dari siswa. Kreatif dalam belajar maksudnya adalah berkenaan dengan penggunaan atau memfungsikan kemampuan mental produktif dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah, atau upaya pengembangan bentuk-bentuk artistik dan mekanis. Di dalam kelas sebaiknya tidak perlu mengistimewakan individu tertentu, tetapi di luar kelas ia dapat dibina secara khusus.

Pembelajaran yang berlangsung di kelas berusaha untuk mengikuti alur: pendahuluan, kegiatan inti, penutup (akhir pembelajaran). Mengapa harus demikian? Bagaimana jika tidak demikian?

Jawab: Pembelajaran yang dilakukan sebenarnya dapat saja dijalankan tanpa mengikuti alur. Namun, pembelajaran yang diselenggarakan jadi sulit untuk diukur tingkat ketercapaiannya. Dengan demikian, idealnya memang pembelajaran yang dilakukan ialah mengikuti alur tersebut. Ini akan memberikan kesan bahwa pembelajaran yang dilakukan step by step atau langkah demi langkah. Dalam alur ini, pendahuluan atau kegiatan awal dimaksudkan untuk memberi pancingan dan curah pendapat (brain storming) agar dapat diarahkan pada materi pelajaran. Sementara itu, kegiatan inti merupakan langkah praktik yang dipakai dalam kegiatan belajar seperti penggunaan metode ajar. Pada bagian akhir hendaknya diberikan kesimpulan sehingga apa yang telah dipelajari akan diulas dan disimpulkan dengan lebih singkat untuk mudah dipahami siswa.

Rudiono, staf pengajar di STKIP PGRI Pontianak, menempuh pascasarjana di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *